BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia, yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung [PSIB] dan National Voetball Bond [NVB]. Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepakbola yang dimotori orang-orang Belanda, yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken [VBBO]. Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib, dan dianggap perkumpulan kelas dua. Persib memenangkan perang dingin dan menjadi perkumpulan sepakbola satu-satunya di Bandung dan sekitarnya.
Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan Sidolig pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding, yakni Lapangan UNI dan Sidolig [kini Stadion Persib], dan Lapangan Sparta [kini Stadion Siliwangi].
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik junior maupun senior.
Posisi akhir musim 2008/09: Peringkat 3
Nama Stadion: Stadion Si Jalak Harupat (Kapasitas 40.000)
Tanggal Berdiri: 14 Maret 1933
Julukan: Maung Bandung, Pangeran Biru
Kelompok Suporter: Viking
Pelatih: Jaya Hartono
Prestasi:
Juara Perserikatan: 1937, 1961, 1986, 1990, 1994
Runner-up: 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982/1983,
1984/1985
Liga Indonesia: 1994/1995
Liga Super Indonesia: Peringkat 3 di musim kompetisi 2008-09
KIPER - (18) Sinthaveechai "Kosin" Hathairattanakool, (20) Cecep Supriatna, (1) Dedi Haryanto.
BELAKANG - (5) Maman Abdurahman, (30) Nova Arianto, (4) Wildansyah, (26) Aji Nurpijal, (2) Edi Hafid, (77) Chandra Yusuf, (17) Christian Rene Martinez.
TENGAH - (12) Gilang Anggakusuma, (3) Irwan Wijasmara, (8) Eka Ramdani, (7) Atep, (24) Hariono, (16) Munadi, (27) Cucu Hidayat, (15) Rangsan Viwatchaichok, (10) Hilton Moreira.
DEPAN - (13) Budi Sudarsono, (9) Airlangga, (99) Cristian Gonzales.
Artikel Terkait
0 komentar:
Posting Komentar