Indonesia pertama kali ikut Olimpade Musim Panas, yaitu saat diselenggarakan di Helsinki, Finlandia pada 1952 silam. Pergelaran yang menempatkan Amerika Serikat sebagai juara umum tersebut menjadi pertanda keikutsertaan Indonesia dalam kompetisi olah raga dunia tersebut. Meskipun saat itu baru mengirimkan tiga atlet: Soedarmojo untuk cabang atletik, Soeharko untuk cabang renang dan Thio Ging Wie untuk angkat besi.
Indonesia yang tidak pernah berpartisipasi dalam Olimpiade musim dingin, membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang cikal bakalnya mulai lahir pada 1946. Secara resmi organisasi ini diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasuonal pada enam tahun kemudian.
Sejak itu sepanjang sejarah pelaksanaan Olimpiade Musim Panas, Indonesia selalu turut berpartisipasi dengan mengirimkan kontingennya, kecuali pada 1964 dan 1980.
Pada 1964, ketika itu Indonesia dan Korea Utara turut berpartisipasi dalam aksi boikot atas pelaksanaan Olimpiade Tokyo, Jepang setelah beberapa atletnya didiskualifikasi. Alasannya akibat mengikuti pesta olah raga negara-negara berkembang (The Games of the New Emerging Forces/Ganefo) di Jakarta pada 1963.
Ganefo sendiri merupakan pesta olah raga yang diinisiasi oleh Presiden Indonesia pertama Soekarno pada akhir 1962. Perhelatan ini dianggap sebagai saingan Olimpiade. Ganefo menegaskan bahwa politik tidak bisa dipisahkan dengan olah raga. Ini jelas menentang doktrin Komite Olimpiade Internasional yang memisahkan antara politik dan olahraga.
Indonesia mendirikan Ganefo setelah kecaman terhadap Komite Olimpiade yang bermuatan politis pada Asian Games 1962, karena Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan dengan alasan simpati terhadap China dan negara-negara Arab. Komite Olimpiade melancarkan protes, karena menganggap Israel dan Taiwan adalah anggota resmi komite.
Akhirnya Komite Olimpiade menangguhkan keanggotaan Indonesia. Negeri ini kena skors, sehingga tidak mengikuti Olimpiade di Tokyo pada 1964. Ini pertama kalinya Komite Olimpiade menangguhkan keanggotaan suatu negara. Dan Indonesia ikut mencatatkan sejarah itu: boikot bersamaan dengan skors.
Kemudian, Indonesia juga turut dalam aksi boikot Olimpiade 1980 di Moskow, Uni Soviet, menyusul aksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Negeri ini memprotes invasi Uni Soviet atas Afganistan pada 1979. Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter mengancam boikot Olimpiade seandainya pasukan Soviet tidak segera ditarik dari Afganistan pada 20 Februari 1980 pukul 00.01.
Akhirnya boikot benar-benar dilaksanakan pada 21 Maret 1980 oleh Amerika Serikat yang kemudian diikuti 59 negara lainnya termasuk Indonesia. Banyak negara yang malah berpartisipasi dalam Olympic Boycott Games atau "Liberty Bell Classic" di Philadelphia.
Acara yang digelar oleh Universityof Pennsylvania di Philadelphia, Amerika Serikat ini diikuti oleg 29 negara. Pesta olah raga ini menjadi tandingan Olimpiade yang digelar di Moskow.
Selain boikot yang menjadi warna politik pada perhelatan Olimpiade, ada juga peristiwa Perang Dunia. Tiga kali Olimpiade dibatalkan. Yakni, pada 1916, seharusnya digelar di Berlin, Jerman. Batal akibat meletusnya Perang Dunia I. Sedangkan pada 1940 dan 1944 di Tokyo dan London, terpaksa dibatalkan juga akibat Perang Dunia II.
Nama Indonesia pun tercatat dalam sejarah: termasuk yang pertama kena sanksi penangguhan keanggotaan oleh Komite Olimpiade.
Artikel Terkait
0 komentar:
Posting Komentar