Indonesian Idol: Bintang yang Mudah Redup

VISTA  – Gemerlap satu malam, setelah itu memudar. Tentu Regina Ivanova, pemenang Indonesian Idol 2012, tak ingin cahaya lampu yang menyinarinya dan gemuruh tepuk tangan pada Sabtu malam lalu, lenyap tak berbekas. Atau bahkan memudar.

“Aku sadar, mempertahankan (kemenangan) ini jauh lebih susah,” ujarnya, usai memenangi kontes yang dijalani selama tiga bulan itu.

Sejatinya, dara berusia 26 tahun itu bukan bintang instan. Ia sudah enam kali ikut audisi untuk menggapai gemerlap sebagai selebritas baru. Kali ini, idola bertubuh bongsor itu mampu merenggutnya. Akankah mudah lepas seperti para pendahulunya?

“Aku sadar dari kemenangan ini aku mengemban tugas berat,” janjinya.  “Untuk itu aku akan selalu memberikan yang terbaik di setiap kesempatan.  Profesionalitas, kerja keras, dan berdoa. Pasti ada jalan.”

Foto: Dok. Kapanlagi.comCita-cita berkarir di dunia tarik suara tampaknya sudah dipancang.  Sebagai langkah perdana usai kontes ini, Regina bakal duet dengan David Cook, pemenang American Idol sesi ketujuh. Dan pekerjaannya yang selama ini digeluti, karyawan bidang pemasaran pada sebuah perusahaan swasta, bakal jadi nomor dua.

“Di pekerjaan, aku akan jadi freelance. Mudah-nudahan teman dan bos di kantor aku bisa mendukung aku,” harapnya.

Regina sudah menentukan pilihan, seperti halnya pemenang Indonesian Idol lainnya. Tapi hanya satu yang hingga saat ini masih berkibar di dunia musik Tanah Air, yaitu Judika Nalon Abadi Sihotang. Pada ajang Indonesian Idol kedua, Judika bukan pemenang utama, tapi hanya runner-up. Namun cerita suksesnya, dari album solo hingga menjadi vokalis Mahadewa besutan Ahmad Dhani, jauh melebihi kisah Mike Mohede, pemenang kontes.

Sementara para alumni Indonesian Idol lainnya kebanyakan kembali ke haribaan kehidupan masing-masing. Tak ada yang ‘berbunyi’ di dunia tarik suara maupun musik.

Terkecuali Joy Destiny Tiurma Tobing yang terpaksa memilih mundur serta meletakkan status Indonesian Idol, kendati dialah juaranya. Alasannya simpel. Tak sepakat dengan manajemen yang menaungi para artis orbitan Indonesian Idol.

Kondisi yang terjadi pada para idola Indonesia itu sangat berbeda dengan pengalaman American Idol, program sejenis yang lebih dulu hadir di Amerika. Dari ajang pencarian idola terbesar sejagad ini, banyak lahir penyanyi sukses.

Menyebut contoh, ada Carrie Underwood, pemenang pada seri keempat (2005) dan Kelly Clarkson (2002). Underwood, penyanyi beraliran music country, sejak lulus dari ajang kompetisi tersebut sudah mampu melahirkan empat album yang tiga di antaranya bertengger di nomor urut pertama penjualan di negaranya. Dari seluruh albumnya, Underwood berhasil menjual lebih dari 12 juta kopi di seluruh dunia.

Sedangkan Clarkson, sudah melahirkan lima album yang tiga di antaranya masuk papan atas di Amerika. Setidaknya sudah 23 juta albumnya terjual di seluruh dunia.

Kelebihan kedua artis jebolan American Idol ini, menurut Keertana Sastry, wartawan hiburan Business Insider, adalah kemampuan meningkatkan kemampuan vokalnya terus-menerus. Dengan begitu, katanya, popularitas kedua artis tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjual album berkualitas. ”Mereka cerdas terhadap karirnya,” ujarnya.

Tapi Agnes Monica yang menjadi juri, punya jurus. “Mulai detik ini, ubah mindset (cara berpikir),” ujarnya. “Jangan cepat puas. Do more than it takes. Semua orang ingin sukses, tapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.”

Saran ini tentu diberikan agar gemerlap keberhasilan Sabtu malam lalu tak redup di tengah jalan seperti dialami para idola sebelumnya.
wul
Namun, pengamat musik Bens Leo mengingatkan bahwa eksistensi penyanyi tak hanya bersumber dari kualitas pribadinya, walaupun memang menjadi modal utama.  Strategi manajemen yang baik justru berperan banyak dalam menjaga terangnya sinar sang bintang.

“Regina punya talenta dan kualitas vokal yang mumpuni. Sayang kalau manajemen yang mengasuhnya nanti tidak memaksimalkan potensinya. Kekurangan ini nantinya akan berefek meredupkan popularitasnya," kata Bens. Sebab, pendahulu Regina hanya sekejap merasakan nikmatnya berada di puncak ketenaran.

Kekompakan manajemen dan sang artis pun harus senantiasa dijaga.  “Seperti dulu pernah ada ketidakharmonisan Joy dengan manajemen Idol,” kata Bens, mencontohkan.  Selain itu, profesionalitas karir seharusnya juga menjadi prioritas manajemen. Seorang penyanyi sejatinya bernyanyi dan memiliki album. (Yahoo!/Vista)
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar