Biografi Muhammad bin Amr bin Atha (Perawi Hadis)

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ bin Abbas bin al-Qamah bin Abdullah bin Abi Qais bin abdud bin Nasr bin Malik bin Hasl bin amir bin Lu’ae al-Amiry abu Abdullah al-Qurasy al-Madany. Dan suatu pendapat mengatakan bahwa muhammad bin ‘Amr bin Atha’ tersebut merupakan budak dari yang telah disebutkan di atas. Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ telah meriwayatkan hadis dari as-Sa’idy dalam sepuluh orang sahabat dan diantara mereka adalah abu Qatadah, dan dari ibnu Abbas, ibnu Zubair, abu Hurairah, Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslamy, Zainab binti Salamah bin abdul asad dan malik bin Aus bin al-Hudatsan dan Sa’id bin al-Musabbab dan Abdullah bin Syadad dan Atha’ bin Yasar dan Zakwan abi ‘Amr (pembantu ‘Aisyah) dan as-Saib bin Khubbab dan Abbas bin Sahl bin Sa’ad dan selain mereka.
Adapun yang meriwayatkan hadis dari beliau, diantara mereka adalah Abu Zanad, Wahhab bin Khaisan, Musa bin Uqbah, Yasir bin Abu Hubaib, Yazid bin al-Had, ibnu Ujlan, ibnu ishaq, Walid bin Katsir, Abdul Hamid bin Ja’far, Ubaidillah bin Abi Ja’far,  ibnu Abi Dza’bin dan Musa bin Ubaidah, Atha’ bi Khlmid dan Jama’ah.
Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ wafat di madinah pada masa kekhlmifahan al-Walid bin Yazid, sedangkan ibn Hibban berkata bahwa beliau itu wafat pada masa kekhlmifahan Hisyam. Namun untuk mengkompromikan keduanya, mungkin kedua pendapat tersebut benar yaitu bahwa Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ wafat pada akhir masa kekhlmifahan Hisyam yang merupakan awal dari masa kekhlmifahan Walid bin Yazid. Ibnu Hibban menambahkan bahwa beliau itu berusia 83 tahun namun pendapat yang lain menyatakan bahwa beliau wafat pada usia 90 tahun.
Adapun komentar ulama mengenai kepribadian beliau adalah sebagai berikut :
Abu Musa dan AN-Nas’I berkata bahwa beliau itu Tsiqah (terpercaya). Abu Khatim berkata “Dia itu terpercaya lagi bagus hadisnya”. Abu al-Hasan bin al-Qathan al-Fasy berkata bahwa beliau itu jujur, akan tetapi dalam suatu riwayat, yahya telah mendhaifkan Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ namun dalam riwayat yang lain pula beliau (Yahya) juga telah men-tsiqah-kannya. [1]\
[1] Ibnu Hajar al-Asqalany, Tahzibu at-Tahzib, Juz ke 9, (Beirut: Dar Shadir, 1326 H) Hlm. 373.
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar