Asal Usul Lagu Iwak Peyek kali ini Kedalaman keputusasaan Miniatur share di daerah ini lagu Iwak peyek yang kerap dinyanyikan Andre Di OVJ itu adalah lagunya Trio macan terbaru, TAPI sebelumnya LAgu ini sudah basi Di kalangan daerah Jawa TIMUR ada penyanyi daerah NAMANYA Eni sagita..
Eni Sagita Penyanyi panggung hiburan ini sudah menyanyikan lagu itu sekitar dua tahun terakhir.
Iwak Peyek bisa bisa memenuhi contoh betapa komodifikasi (proses menjadi kargo yang menghasilkan uang) kategori komposisi dan lagu berlangsung tak , sebab seolah harus senantiasa berkiblat ke Jakarta. Lagu yang sudah dicintai dan bahkan menjadi fenomena sosial di daerah seolah belum mendapat pengakuan jika belum dinyanyikan penyanyi Jakarta.
Hendro Mardiko, wartawan yang biasa meliput sepakbola di Malang, Kamis (9/2/2012), menguraikan, Iwak Peyek mula-mula muncul sebagai lagu yang dinyanyikan secara kolosal di pertandingan-pertandingan sepak bola. Kepala komunitas suporter sepak bola yang berani sering dan seperti memiliki lagu itu adalah suporter Persebaya atau yg sering disebut BONEK.
Munculnya lagu Iwak Peyek, masih menurut Hendro, setelah dalam karya semacam perang lagu di lapangan sepak bola. Suporter Arema di Malang, yang disebut Aremania dikenal memelopori penciptaan lagu-lagu untuk mengiringi pertandingan tim Arema di lapangan. Lagu di bola suporter secara signifikan, karena lagu yang disukai dan di tempat font umum pendukung dan imaji yang dibentuk oleh tim sepak bola, bisa berfungsi banyak. Ia menyalurkan agresifitas suporter, terhindar dari perang kata-kata dengan suporter lain yang bisa pesona konflik, dan banyak fungsi lainnya.
Hanya, lagu yang dicintai kemudian bisa memunculkan proses komersialisasi. Lagu-lagu Aremania, sangat yang secara spontan dinyanyikan suporter di lapangan, maupun lagu yang nyata-nyata-nyata-nyata diciptakan seniman untuk mengelu-elukan Arema, sudah ada enam hingga tujuh album komposisi. Lagu-lagu suporter itu kerapkali tak akut, siapa sangat penciptanya, dan siapa yang berhak atas hak ciptanya dan karenanya boleh mengkomersialkan.
Pertanyaan yang sama bisa dimunculkan pada kasus Iwak Peyek. Terlebih setelah Iwak Peyek menjadi kargo dan bisa saja menghasilkan uang jika nanti meledak di pasaran. Di Jawa Timur, lagu Iwak Peyek ikut dipopulerkan oleh kategori komposisi baru yang disebut dangdut koplo yang telah menjadi fenomena penemuan panggung rakyat sekitar sepuluh tahun terakhir.
Penyanyi Iwak Peyek, Eny Sagita (tak akut nama sangat siapa), menyanyikan Iwak Peyek diiringi merakit komposisi OM Sagita, Sidoarjo. VCD show dandgdut koplo yang amat atraktif, sederhana didapat di lapak penjual VCD di kota-kota di Jawa Timur. Iwak Peyek juga kemudian muncul di aparat pencari record You Tube. Pertanyaannya, siapa yang berhak atas uang yang dihasilkan Iwak Peyek? Hendro menggeleng, tak tahu.
Eni Sagita Penyanyi panggung hiburan ini sudah menyanyikan lagu itu sekitar dua tahun terakhir.
Iwak Peyek bisa bisa memenuhi contoh betapa komodifikasi (proses menjadi kargo yang menghasilkan uang) kategori komposisi dan lagu berlangsung tak , sebab seolah harus senantiasa berkiblat ke Jakarta. Lagu yang sudah dicintai dan bahkan menjadi fenomena sosial di daerah seolah belum mendapat pengakuan jika belum dinyanyikan penyanyi Jakarta.
Hendro Mardiko, wartawan yang biasa meliput sepakbola di Malang, Kamis (9/2/2012), menguraikan, Iwak Peyek mula-mula muncul sebagai lagu yang dinyanyikan secara kolosal di pertandingan-pertandingan sepak bola. Kepala komunitas suporter sepak bola yang berani sering dan seperti memiliki lagu itu adalah suporter Persebaya atau yg sering disebut BONEK.
Munculnya lagu Iwak Peyek, masih menurut Hendro, setelah dalam karya semacam perang lagu di lapangan sepak bola. Suporter Arema di Malang, yang disebut Aremania dikenal memelopori penciptaan lagu-lagu untuk mengiringi pertandingan tim Arema di lapangan. Lagu di bola suporter secara signifikan, karena lagu yang disukai dan di tempat font umum pendukung dan imaji yang dibentuk oleh tim sepak bola, bisa berfungsi banyak. Ia menyalurkan agresifitas suporter, terhindar dari perang kata-kata dengan suporter lain yang bisa pesona konflik, dan banyak fungsi lainnya.
Hanya, lagu yang dicintai kemudian bisa memunculkan proses komersialisasi. Lagu-lagu Aremania, sangat yang secara spontan dinyanyikan suporter di lapangan, maupun lagu yang nyata-nyata-nyata-nyata diciptakan seniman untuk mengelu-elukan Arema, sudah ada enam hingga tujuh album komposisi. Lagu-lagu suporter itu kerapkali tak akut, siapa sangat penciptanya, dan siapa yang berhak atas hak ciptanya dan karenanya boleh mengkomersialkan.
Pertanyaan yang sama bisa dimunculkan pada kasus Iwak Peyek. Terlebih setelah Iwak Peyek menjadi kargo dan bisa saja menghasilkan uang jika nanti meledak di pasaran. Di Jawa Timur, lagu Iwak Peyek ikut dipopulerkan oleh kategori komposisi baru yang disebut dangdut koplo yang telah menjadi fenomena penemuan panggung rakyat sekitar sepuluh tahun terakhir.
Penyanyi Iwak Peyek, Eny Sagita (tak akut nama sangat siapa), menyanyikan Iwak Peyek diiringi merakit komposisi OM Sagita, Sidoarjo. VCD show dandgdut koplo yang amat atraktif, sederhana didapat di lapak penjual VCD di kota-kota di Jawa Timur. Iwak Peyek juga kemudian muncul di aparat pencari record You Tube. Pertanyaannya, siapa yang berhak atas uang yang dihasilkan Iwak Peyek? Hendro menggeleng, tak tahu.